Kamis, 19 Mei 2011

TANDA-TANDA DINI BAHAYA / KOMPLIKASI IBU DAN JANIN MASA KEHAMILAN LANJUT

PRINSIP DETEKSI DINI DLM KEHAMILAN LANJUT

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Deteksi : adalah usaha menemukan dan menentukan keberadaan, anggapan atau kenyataan
Dini : adalah seawal mungkin, selekas-lekasnya

Deteksi Dini Risiko Kehamilan:Adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan, komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.
Tujuannya adalah untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas maternal dan neonatal.

PENDAHULUAN
•Waspada terhadap tanda –tanda bahaya dalam kehamilan
•Mengajarkan ibu hamil dan mengenali tanda – tanda bahaya selama kehamilan dan menganjurkan datang ke klinik segera jika mengalami tanda – tanda bahaya tersebut.
•Memeriksa tanda – tanda bahaya ini setiap kunjungan untuk mengidentifikasi/ menemukan suatu tanda bahaya sehingga dapat membuat suatu assesmen atau diagnosa dan membuat suatu rencana penatalaksanaan yang sesuai.
•Tanda-tanda bahaya jika tidak terdeteksi dapat mengakibatkan kematian ibu.


(1).Perdarahan Pervaginam
Pada kehamilan lanjut perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, dan kadang – kadang, tetapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri.
Jika bidan menemukan ibu hamil dengan keluhan perdarahan pervaginam maka :
–Tanyakan pada ibu karakteristik perdarahannya, kapan mulai, seberapa banyak, apa warnanya, adakah gumpalan, dan lain – lain.
–Tanyakan pada ibu apakah ia merasakan nyeri/ sakit ketika mengalami perdarahan tersebut
Selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab dari perdarahan tersebut.
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut disebut juga dengan perdarahan antepartum/Haemorrhage Antepartum (HAP) yaitu perdarahan dari jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu
Frekuensi HAP 3% dari semua persalinan
Klasifikasi HAP:
Plasenta previa
Solusio plasenta
Perdarahan yang belum jelas sumbernya (ruptura sinis marginalis, plasenta letak rendah, vasa previa)


(2). Plasenta Previa
Definisi
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada sekmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.

Klasifikasi
Belum ada kata sepakat dikalangan para ahli mengenai klasifikasi plasenta Previa, dikarenakan keadaan yang berubah-ubah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan (besarnya uterus). Misalnya pada bulan ke tujuh masuk dalam klasifikasi plasenta Previa totalis, namun pada akhir kehamilan berubah menjadi plasenta previa lateralis. Ada beberapa ahli yang menganjurkan untuk menegakan diagnosis yang sesuai dengan keadaan saat diperiksa (moment opname).

Menurut De Snoo, diagnosis plasenta previa ditegakan berdasarkan pada pembukaan 4 – 5 cm, dan jika dikombinasikan dari pendapat beberapa ahli kebidanan di Amerika, maka ditetapkan tiga klasifikasi plasenta previa, yaitu sebagai berikut :

- Plasenta Previa totalis (sentralis) : seluruh ostium ditutupi plasenta.
- Plasenta previa parsialis (lateralis) : sebagian ostium ditutupi plasenta.
- Plasenta previa letah rendah (marginalis) : tepi plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan, pada pemeriksaan dalam tidak teraba.

Faktor-faktor yang meningkatkan kejadian PP :
1.Umur
Umur muda → endometrium masih belum sempurna
Umur tua → endometrium tumbuh kurang subur
2.Paritas
Paritas meningkatkan kejadian plasenta previa makin besar karena ndometrium belum sempat tumbuh
3.Endometrium yang cacat
- Bekas persalinan berulang dengan jarak pendek
- Bekas operasi, kuret/plasenta manual
- malnutrisi

Diagnosis dan gambaran klinis
Anamnesia
1.Keluhan utama pasien ketika datang ke fasilitas kesehatan biasanya karena ada perdarahan pada kehamilan lanjut (trimester III).
2.Sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang.
Kadang terjadi pada bangun tidur di pagi hari, tanpa disadari tempat tidur sudah dipenuhi dengan darah. Jumlah dara yang keluar biasanya akan bertambah banyak dari jumlah darah yang keluar sebelumnya. Banyak sedikitnya darah yang keluar bergantung pada seberapa besar bagian plasenta yang lepas dan pembuluh darah yang putus oleh pelepasan atau robeknya plasenta.

Inspeksi
1.Adanya perdarahan pervagina dengan jumlah banyak atau sedikit dan berwarna merah segar.
2.Jika perdarahan banyak, Ibu akan tampak pucat.

Palpasi Abdomen
1.Janin sering dalam keadaan belum cukup bulan, sehingga TFU masih rendah.
2.Sering dijumpai kesalahan letak janin (sungsang, lintang).
3.Bagian terbawah janin belum turun, jika presentasi kepala, biasanya masih dapat digoyangkan.

Pemeriksaan Inspekulo
Dengan memakai spekulum secara hati-hati, untuk melihat sumber perdarahan, apakah dari dalam uterus, kelainan vagina, atau pecahnya varises .

Pemeriksaan USG
Pada pemeriksaan USG terlihat letak plasenta disekmen bawah rahim.

Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan ini merupakan tekhnik yang paling jelas dalam menegakan diagnosis plasenta previa, namun bahayanya juga paling besar. Bahaya pemeriksaan dalam pada plasenta previa antara lain, yaitu dapat menyebabkan perdarahan yang hebat, dapat menimbulkan insfeksi, dan merangsang his (kontraksi rahim) yang akan memicu terjadinya partus prematurus.(Pemeriksaan dalam dapat di lakukan di meja operasi)


(3).SOLUSIO PLASENTA
- Terlepasnya plasenta yang letaknya normal sebelum janin lahir
- Frekuensi 1 dari 50 persalinan

Penyebab :
Trauma langsung terhadap uterus hamil (terjatuh, tendangan anak yang sedang digendong/trauma langsung lainnya)
Trauma kebidanan : karena tindakan kebidanan yang dilakukan :
•Setelah versi luar
•Seteleh memecahkan ketuban
•Persalinan anak kedua pada Gemelli
.Pada kehamilan dengan tali pusat pendek

Secara klinis solusio plasenta dibagi :
1.Solusio plasenta ringan
- Terlepasnya sebagian kecil plasenta
- Tidak berdarah banyak
- Tidak mempengaruhi keadaan ibu/janinnya
- Apabila terjadi perdarahan pervaginam, warnanya kehitam-hitaman sedikit sekali

2.Solusio plasenta sedang
• Terlepas lebih dari ¼ nya
• Dapat timbul perlahan-lahan dari solusio plasenta ringan
• Mendadak, sakit perut ters-menerus kemudian perdarahan pervaginam
• Ibu syok
• Uterus teraba tegang terus-menerus, nyeri tekan sehingga bagian janin susah teraba

3. Solusio plasenta berat
• Terlepas lebih dari 2/3 permukannya
• Terjadi tiba-tiba
• Ibu syok
• Janin telah meninggal
• Uterus tegang seperti papan dan sangat nyeri
• Perdarahan pervaginam tampaknya tidak sesuai dengan keadaan syok ibu kadang perdarahan pervaginam mungkin belum sempat terjadi

Diagnosis Solusio Plasenta :
1. Anamnesa
• Terdapat perdarahan yang disertai rasa nyeri
• Terjadi spontan/trauma
• Perut terasa nyeri
• Diikuti penurunan sampai terhentinya gerakan janin
2. Pemeriksaan
• Pemeriksaan fisik umum
• Keadaan umum tidak sesuai dengan jumlah perdarahan
• TD menurun, nadi danrnafasan meningkat
• Penderita tampak anemis
3. Palpasi abdomen
• Perut tegang terus-menerus
• Terasa nyeri pa aaat palpasi
• Bagian janin sukar ditentukan
4. Auskultasi
• DJJ bervariasi dari asfiksia ringan sampai dengan berat
5. Pemeriksaan dalam
• Terdapat pembukaan
• Ketuban tegang dan menonjol


(4)Sakit kepala yang hebat
Batasan
Masalah : wanita hamil mengeluh nyeri kepala yang hebat. Sakit kepala seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
Kadang – kadang dengan sakit kepala yang hebat Ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preklamsia.

•Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan
•Sakit kepala yang merupakan masalah serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat
•Jika disertai dengan penglihatan kabur/berbayang merupakan gejala pre eklampsia
•Tanyakan pada ibu, apakah ia mengalami edema pada muka/tangan atau gangguan visual
•Periksa TD, protein urine, refleks dan edema
•Periksa suhu dan jika tinggi, lakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya parasit malaria


(5)Penglihatan Kabur
Batasan
Masalah : Wanita hamil mengeluh penglihatan yang kabur. Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan Ibu dapat berubaha dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah normal.

Tanda dan Gejala
1.Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan kabur dan berbanyang.
2.Perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre-eklamsia.

Deteksi Dini
Pemeriksaan Data
Pemeriksaan TD, protein urine, refleks dan edema.


(6).Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
Penjelasan Gejala dan Tanda
Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia gagal jantung, atau pre-eklamsia.

•Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pd kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat/meninggikan kakinya
•Bengkak bisa menunjukkan masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain.
•Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre eklampsia

Deteksi Dini
1.Pengumpulan data
Tanyakan pada Ibu apakah ia mengalami sakit kepala atau masalah visual.

2.Pemeriksaan
a). Periksa adanya pembengkakan
b). Ukur TD dan protein urine Ibu.
c). Periksa haemoglobin Ibu (atau warna konjungtifa) dan tanyakan tentang tanda dan gejala lain dari anemia.


(7).Gerak janin Tidak Terasa

a.Masalah : Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan trimester 3.
b. Normalnya Ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke lima atau ke enam, beberapa Ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.
c. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah.
d. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika Ibu berbaring atau beristirahat dan jika Ibu makan dan minum dengan baik.

1). Tanda dan gejala
Gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam.

2). Deteksi Dini
a. Pengumpulan data
Jika bayi sebelumnya bergerak dan sekarang tidak bergerak, tanyakan pada Ibu kapan terkahir bergerak.

b. Pemeriksaan
- Raba gerakan bayi
- Dengarkan DJJ.
- Jika pemeriksaan radiologi tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5
hari.

c. USG : merupakan sarana diagnostik yang baik untuk memastikan
kematian janin.


(8). Nyeri Perut yang Hebat
a. Masalah : Ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan trimester 3.
b. Nyeri abdomen yang berhubungan dengan persalinan normal adalalah normal.
c. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.
d. Hal ini bisa berarti epindisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantung empedu, uterus yang iritabel, abrupsio plasenta, ISK atau insfeksi lain.

Deteksi Dini
a. Pengumpulan data
- Tanyakan pada Ibu tentang karakteristik dari nyeri, kapan terjadi, seberapa hebat, kapan mulai dirasakan.
- Tanyakan pada Ibu apakah ia mempunyai tanda atau gejala lain seperti muntah, diare dan demam.

b. Pemeriksaan
- Ukur TD, suhu dan nadi.
- Lakukan pemeriksaan eksternal (luar), pemeriksaan internal (dalam), raba
kelembutan abdomen atau rebound tenderness (kelembutan yang berulang)
- Periksa protein urine.


(Hasil Makalah Mahasiswa Klp1, TK.Ib Semester II STIKes MRH Cibubur)

sumber:
http://ayurai.wordpress.com/2009/04/05/konsep-tanda-tanda-bahaya-kehamilan/
http://www.lusa.web.id/tanda-bahaya-trimester-i/
Mitayani.2009.Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta: Salemba Medika.
Sulistyawati, Ari.2009.Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Jakarta: Salemba Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar