Jumat, 20 Mei 2011

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Mual dan muntah merupakan gejala yang wajar ditemukan pada kehamilan triwulan pertama. Biasanya mual dan muntah terjadi pada pagi hari sehingga sering dikenal dengan morning sickness. Sementara setengah dari wanita hamil mengalami morning sickness, 1,5 – 2 % mengalami hiperemesis
gravidarum.

Pengertian Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan kehidupan.
Hiperemesis gravidarum sendiri adalah mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin di dalam
kandungan. Pada umumnya HG terjadi pada minggu ke 6 - 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16 – 20 masa kehamilan.

Penyebab
Penyebab dari hiperemesis gravidarum belum diketahui namun beberapa faktor
yang dapat menimbulkan hiperemesis gravidarum adalah sebagai berikut :
1)Kemungkinan vili korialis masuk kedalam darah.
2)Adanya factor alergi.
3)Adanya factor predis posisi,seperti primigravida dan pver distensi rahim.
4)Adanya factor psikologis,seperti ketidakharmonisan dalam rumah tangga,kehamilan yang tidak diinginkan ,atau ketidaksiapan untuk memiliki anak (takut untuk hamil).
5)Kegemukan juga mengalami peningkatan risiko HG. Faktor risiko terjadinya hiperemesis gravidarum, diantaranya adalah :
- Level hormon ß-hCG yang tinggi. Hormon ini meningkat cepat pada triwulan
pertama
- Kehamilan dan dapat memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan
muntah
- Peningkatan level estrogen. Mempengaruhi bagian otak yang mengontrol
mual dan muntah
- Perubahan saluran cerna. Selama kehamilan, saluran cerna terdesak karena
memberikan ruang untuk perkembangan janin. Hal ini dapat berakibat
refluks asam (keluarnya asam dari lambung ke tenggorokan) dan lambung
bekerja lebih lambat menyerap makanan sehingga menyebabkan mualdan muntah
- Faktor psikologis. Stress dan kecemasan dapat memicu terjadinya morning
sickness
- Diet tinggi lemak. Risiko HG meningkat sebanyak 5 kali untuk setiap
penambahan 15 g lemak jenuh setiap harinya
- Helicobacter pylori. Penelitian melaporkan bahwa 90% kasus kehamilan
dengan HG juga terinfeksi dengan bakteri ini, yang dapat menyebabkan
luka pada lambung

Derajat hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum terbagi atas beberapa derajat sesuai dengan tanda dan gejala yang dialaminya,yaitu :
Derajat 1
- Muntah terus menerus (muntah > 3-4 kali/hari, dan mencegah dari masuknya makanan atau minuman selama 24 jam) yang menyebabkan ibu menjadi lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan turun (2-3kg dalam 1-2 minggu), nyeri ulu hati, nadi meningkat sampai 100x permenit, tekanan darah sistolik
menurun, tekanan kulit menurun dan mata cekung

Derajat 2
Penderita tampak lebih lemah dan tidak peduli pada sekitarnya, nadi kecil dan cepat, suhu kadang- kadang naik dan mata sedikit kuning. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tekanan darah turun,pengentalan darah, urin berkurang, dan sulit BAB. Pada napas dapat tercium bau aseton

Derajat 3
Keadan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun sampai koma, nadi kecil dan cepat,suhu meningkat, dan tekanan darah turun. Pada jabang bayi dapat terjadi ensefalopati Wernicke dengan gejala: nistagmus, penglihatan ganda, dan perubahan mental. Keadaan ini akibat kekurangan zat
makanan termasuk vitamin B kompleks. Jika sampai ditemukan kuning berarti sudah ada gangguan hati

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan keton urin (air seni), serta elektrolit darah.

Tatalaksana
- Tatalaksana hiperemesis gravidarum sangat beragam tergantung dari beratnya gejala yang terjadi.
- Tatalaksana dini dapat berpengaruh baik pada pasien. Ketika menatalaksana ibu dengan HG,pencegahan serta koreksi kekurangan nutrisi adalah prioritas utama agar ibu dan bayi tetap dalam keadaan sehat.
- Pasien dapat dirawat karena mual dan muntah yang berlebihan disertai koreksi untuk gangguan elektrolit dan cairan. Pemberian nutrisi oral (melalui mulut) dapat diberikan pada pasien secara perlahan-lahan, dimulai dengan makanan cair, kemudian meningkat menjadi makanan padat dalam porsi kecil yang kaya akan karbohidrat.

Saran-saran yang diberikan pada ibu yang mengalami HG adalah:
- Menyarankan ibu hamil untuk mengubah pola makan menjadi lebih sering dengan porsi kecil
- Menganjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dan teh hangat dan menghindari makanan berminyak serta berbau lemak
- Jika dengan cara diatas tidak ada perbaikan maka ibu hamil tersebut diberi obat penenang,vitamin B1 dan B6, dan antimuntah
- Perawatan di Rumah sakit bila keadaan semakin memburuk
- Cairan infus yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein. Bila perlu ditambahkan vitamin B kompleks, vitamin C, dan kalium
- Terapi psikologis apabila penanganan dengan pemberian obat dan nutrisi yang adekuat tidak memberikan respon

Pencegahan
Wanita yang mulai mengkonsumsi vitamin sejak kehamilan dini dapat menurunkan risiko hiperemesis gravidarum. Satu kali gejala HG muncul, maka perlu penatalaksanaan sejak dini agar tidak terjadi
perburukan.


Bahan Makalah Mahasiswa Tk.I Kelas Ib STIKes Mitra RIA Husada Cibubur
sumber:
http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/hiperemesis-gravidarum-hg.pdf
Sulistyawati, Ari.2009.Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Jakarta: Salemba Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar