Jumat, 20 Mei 2011

Asuhan Persalinan Neonatus dengan Jejas Persalinan

PENDAHULUAN
Trauma lahir merupakan trauma mekanik yang disebabkan kerena proses persalinan, dalam beberapa buku ada yang menyebutnya sebagai jejas persalinan dan cedera lahir. Terdapat bermacam – macam trauma lahir yaitu Caput succedaneum, Cephalhaematoma, trauma pada flexus brachialis, fraktur klavikula dan humerus. Trauma lahir yang paling sering terjadi adalah trauma pada kepala, dimana di dalam hand out ini yang akan dibahas adalah Cephalhaematoma, mulai dari pengertian Cephalhaematoma, penyebab terjadinya, tanda dan gejalanya serta bagaimana peran bidan dalam memberikan asuhan.


A. SEFALHEMATOMA
Pengetahuan tentang Sefalhematoma sangat penting dipelajari karena sebagai calon bidan nantinya apabila sudah berada ditengah masyarakat dan menolong persalinan, bukan tidak mungkin akan menjumpai kasus seperti ini sehingga dapat melakukan penanganan yang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.

PENGERTIAN
Sefalhematoma adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir dan tidak pernah melampaui sutura sagitalis / garis tengah.
Kelainan ini muncul beberapa jam setelah lahir dan cenderung membesar . Hilangnya agak lama yaitu sekitar 4 – 6 minggu (1-3 bulan).

Penyebab:
Hal – hal yang dapat menyebabkan terjadinya Cephalhaematoma adalah :
1.Tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala saat persalinan
- Tekanan yang lama pada jalan lahir saat persalinan akan menyebabkan
terjadinya cedera pada periosteum kranium. Insidennya terjadi 2.5 %
menurut tinjauan selama 10 tahun yang dilakukan oleh Thacker dkk (1987).
- Benturan yang berlebihan antara kepala bayi dengan lingkar tulang
panggul selama persalinan, jaringan yang lunak dan keras dari kepala
mengalami kerusakan sehingga periosteum mulai terkoyak dan disana
pengeluaran darah melambat yang akhirnya menyebabkan bengkak yang
besar. Bengkak ini tidak ada saat lahir.
- Beberapa Cephalhaematoma terjadi pada garis linear tulang kepala dimana
sebagian besar sembuh dengan baik. Tanda yang jelas dari fraktur adalah
daerah yang tertekan dari kepala bayi terutama yang melebihi tulang
parietal. Tipe perlukaan terjadi pada presentasi vertex tetapi bisa
juga berpengaruh pada tulang parietal ( bi – lateral Cephalhaematoma )
dan kadang terjadi pada tulang oksipital
2.Moulase yang terlalu keras/ berat sehingga selaput tengkorak robek.
3.Partus dengan tindakan :
-Forceps
-Vacum Ektraksi

Tanda dan Gejala:
Tanda – tanda dari Cephalhaematoma adalah sebagai berikut :
1.Bengkak pada kepala dan berwarna merah
2.Batasnya jelas
Adanya lesi periosteum dengan tepi yang jelas dan dapat diraba sehingga membedakan Cephalhaematoma dengan Caput succedaneum.
3.Teraba keras
4.Muncul beberapa jam setelah persalinan
5.Tidak melewati sutura sagitalis
6.Bersifat singular atau bilateral
7.Menetap selama 4 – 6 minggu

B. CAPUT SUKSADENUM
Caput suksadenum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama persalinan verteks. Edema pada caput suksadenum dapat hilang pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin.
Kadang-kadang caput suksadenum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu

C. FRAKTUR KLAVIKULA
Tanda dan gejala yang tampak pada bayi yang mengalami fraktur klavikula antara lain : bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena, krepitasi dan ketidakteraturan tulang, kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi fraktur, tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena, adanya spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular pada daerah fraktur.

D. TRAUMA FLEKSUS BRAKIALIS
Jejas pada pleksus brakialis dapat menyebabkan paralisis lengan atas dengan atau tanpa paralisis lengan bawah atau tangan, atau lebih lazim paralisis dapat terjadi pada seluruh lengan. Jejas pleksus brakialis sering terjadi pada bayi makrosomik dan pada penarikan lateral dipaksakan pada kepala dan leher selama persalinan bahu pada presentasi verteks atau bila lengan diekstensikan berlebihan diatas kepala pada presentasi bokong serta adanya penarikan berlebihan pada bahu.

Tanda dan Gejala pada Trauma Flaksus Brakialis
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada brakialis palsi adalah sebagai berikut :
1.Gaguan motorik pada lengan atas
2.Lengan atas pada kedudukan ekstensi dan abduksi
3.Jika anak diangkat, lengan akan tampak lemasdan menggantung
4.Refleks moro negative
5.Refleks meraih gengan tangan tidak ada

Trauma pleksus brakialis dapat mengakibatkan paralisis Erb-Duchenne dan paralisis Klumpke. Bentuk paralisis tersebut tergantung pada saraf servikalis yang mengalami trauma.

Pengobatan pada trauma pleksus brakialis terdiri atas imobilisasi parsial dan penempatan posisi secara tepat untuk mencegah perkembangan kontraktur.


E. FRAKTUR HUMERUS
Pada fraktur humerus ditandai dengan tidak adanya gerakan tungkai spontan, tidak adanya reflek moro.

Penangan pada fraktur humerus dapat optimal jika dilakukan pada 2-4 minggu dengan imobilisasi tungkai yang mengalami fraktur.

Sumber:http://meida.staff.uns.ac.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar