Jumat, 20 Mei 2011

ASUHAN PERSALINAN NORMAL 58 LANGKAH

Persalinan Normal
(dengan bahan tambahan Inisiasi Menyusui Dini)

Catatan : Perubahan terletak pada langkah 25-33, 43-45, dan 50, langkah dengan huruf italic adalah langkah yang tidak berubah.

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1.Perlu perbaikan : Langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2.Mampu : Langkah yang dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi diluar normal.
3.Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien.

Kegiatan

I. Mengenali Gejala Dan Tanda Kala Dua
1.Mendengarkan dan Melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
•Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
•Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
•Perineum tampak menonjol
•Vulva dan spinger ani terbuka

II. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2.Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk Asfiksia > tempat datar dak keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
•Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu
bayi
•Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai didalam
partus set
3.Pakai celemek plastik
4.Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissu atau handuk pribadi yang bersih dan kering
5.Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
6.Masukan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril, pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)

III. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
7.Membersihkan vulva dan perineum, menekannya dengan hati-hati dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibahasi dengan air DTT
•Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan
dengan seksama dari arah depan kebelakang
•Buang kapas atau kain pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
•Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminas, lepaskan dan
rendam dalam larutan klorin 0,5% > langkah #9)
8.Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
•Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi
9.Dekontaminasi saerung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kedalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua
tangan secara sarung tangan dilepaskan.
10.Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)
•Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
•Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil
hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf

IV.Menyiapkan ibu dan Keluarga Untuk membantu proses bimbing meneran
11.Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
•Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman pelaksanaan fase aktif) dan
dokumentasikan semua temuan yang ada.
•Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar.
12.Minat keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (Bila rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu keposisi setengah duduk atau ke posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
13.Laksanakan Bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
•Bimbingan ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
•Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
apabila caranya tidak sesuai
•Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi
berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
•Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
•Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
•Berikan cukup asupan cairan peroral (minum)
•Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
•Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120
menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran(multigravida)
14.Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

V.Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
15.Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16.Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawag bokong ibu
17.Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18.Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

VI.Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
Lahirnya kepala bayi
19.Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
20.Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
21.Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

Lahirnya Bahu
22.Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

Lahirnya Badan dan Tungkai
23.Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas
24.Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.

VII.Penanganan Bayi Baru Lahir
25.Lakukan Penilaian (selintas)
a.Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan?
b.Apakah bayi bergera aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau mengap-mengap lakukan langkah resusitasi (lanjut kelangkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)
26.Keringkan tubuh bayi
•Keringkan bayi mulai dari muka, kepala bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut ibu.
27.Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal)
28.Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29.Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksigen)
30.Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm disatal dari klem pertama
31.Pemotongan dan pengikatan tali pusat
•Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
•Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci
dengan sisi lainnya
•Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah disediakan
32.Letakan bayi agar ada kontak kulit ibu kekulit bayi, letakan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara Payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu
33.Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi.

VIII.Penatalaksanaan Aktif Persalinan Tiga
34.Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35.Letakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36.Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang – atas (dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika placenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas
•Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu

Mengeluarkan Plasenta
37.Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti proses jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso kranial)
•Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan placenta
•Jika placenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
1.Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2.Lakukan katerisasi (aseptik) jika kandung kemih parah
3.Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4.Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5.Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila
terjadi perdarahan segera lakukan plasenta manual.
38.Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
•Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau
klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.

Rangsangan Taktil (Masase) Uterus
39.Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
•Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah
15 detik masase

IX.Menilai Perdarahan
40.Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plasenta ke dalam kantung plastik dan tempat khusus
41.Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjahitan.

X.Melakukan Prosedur Pasca Persalinan
42.Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
43.Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit dada ibu paling sedikit 1 jam
•Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi dini dalam waktu 30
60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi
cukup menyusu dari satu payudara.
•Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu
44.Setelah satu jam, lakukan penimbangan / pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis dan vitamin K, 1 mg intramuskuler di paha kiri anterolateral.
45.Setelah satu jam pemberian Vitamin K, berikan suntikan imunisasi Hepatitis B dipaha kanan anterolateral.
•Letakan bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu waktu bisa disusunkan
•Letakan kembali bayi pada dada ibu, bila bayi belum berhasil menyusu
didalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil meyusu

Evaluasi
46.Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginum
•2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
•Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
•Setiap 20-30 menit pasca persalinan
•Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai
untuk menatalaksanakan atonia uteri
47.Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
48.Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49.Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
•Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama
pasca persalinan
•Melakukan tindalan yang sesuai untuk teman yang tidak normal
50.Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36, 5-37, 5).

Kebersihan dan Keamanan
51.Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dikontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi
52.Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat yang sesuai
53.Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
54.Pastikan ibu merasa aman dan nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan
55.Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56.Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% balikan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
57.Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

Dokumentasi
58.Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda-tanda vital dan asuhan kala IV.

sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar